DAYA RETENSI AIR DARI PARTIKEL TANAH
I. PENDAHULUAN
Keberadaan air di dalam tanah merupakan akibat dari adanya aktifitas proses peresapan massa tanah, molekul-molekul air tersebut menempati diantara pori-pori mikro maupun makro yang terdapat pada padatan tanah. Retensi berarti penyimpanan atau daya tampung. Air tanah merupakan sejumlah air yang terkandung atau ditahan (retained) dalam satu unit massa/volume tanah. Retensi air di dalam tanah disebabkan oleh gaya sebagai berikut:
1. Gaya kohesi, yaitu gaya tarik menarik antar molekul air
2. Gaya adhesi, yaitu gaya tarik menarik antara molekul air dan tanah
3. Gaya osmotik merupakan pengikatan air oleh garam terlarut di dalam tanah
4. Gaya gravitasi, yaitu gaya yang cenderung menarik air ke bawah akibat gaya tarik bumi
Pengaruh dari energi gaya-gaya tersebut membagi air dalam beberapa status :
a. Air Higroskopis, yaitu air dalam status diserap tanah dengan sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman (pengaruh daya adhesi antara tanah dan air)
b. Air Kapiler merupakan status air di dalam tanah dimana pengaruh daya kohesi dan adhesi lebih kuat dari gravitasi. Air dalam kondisi ini dapat bergerak kesamping atau keatas karena adanya enegri potensial dalam gaya kapiler. Sebagian air kapiler merupakan air yang tersedia bagi tanaman. Apabila gaya adhesi antara cairan dan padatan tanah lebih besar dari pada gaya kohesi di dalam cairan itu sendiri serta lebih besar dari gaya tarik-menarik antar fase gas dan padatan maka sudut kontak (sudut hubungan) semakin meruncing, sehingga cairan dapat membasahi permukaan benda padat.
Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air di dalam tanah, sehingga semakin tinggi tegangan air berarti semakin kuat air ditahan didalam partikel tanah dengan kata lain semakin sulit air dimanfaatkan oleh tanaman. Pada kondisi kering pori-pori tanah relatif tidak banyak mengandung air, sehingga gaya adhesi yang terjadi lebih kuat terjadi. Karena adanya daya tarik menarik antara partikel tanah dan air sangat kuat sehingga air menjadi “terikat” dalam partikel tanah dalam kondisi air sangat sulit dimanfaatkan oleh akar tanaman. Tetapi jika tanah dalam kondisi jenuh air semua ruang pori tanah terisi oleh air sehingga gaya adhesi dan daya tarik menarik menjadi lemah. Dalam kondisi inilah air yang disimpan oleh tanah berada dalam status jumlah air maksimum.
Daya retensi adalah kemampuan tanah dalam menampung atau menyimpan air. Kemampuan tanah mengikat dan menyerap air adalah suatu ukuran jumlah air atau nutrisi yang dapat diserap dan ditahan. Proses kehilangan air dan nutrisi dapat terjadi karena pengaruh penguapan atau proses pencucian. Kemampuan tanah menahan atau mengikat dan menyerap air tergantung pada struktur tanah dan kandungan bahan organik. Pengujian tanah mengikat atau menyerap air bertujuan untuk mengetahui jenis tanah mana yang lebih kuat mengikat air. Kita ketahui bahwa suatu tanaman menghendaki tumbuh pada tanah yang mengandung air dan nutrisi sesuai dengan kebutuhan.
II. TUJUAN
Membandingkan kemampuan jenis tanah menahan air dan kecepatan air melewati jenis-jenis tanah tersebut.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Corong kaca
2. Kapas
3. Gelas kimia
4. Stop watch
Bahan :
1. 3 sampel tanah yakni tanah halaman, kebun dan sawah
2. 300 ml air
IV. PROSEDUR KERJA
1. Memasukkan sampel tanah kering sebanyak 50ml ke dalam corong kaca yang bagian dasarnya telah diisi dengan kapas, kemudian corong diletakkan pada gelas ukur.
2. Menuangkan 100ml air secara perlahan – lahan pada tanah yang terdapat pada corong kaca.
3. Mencatat kecepatan air melewati tanah, dan menghitung volume air yang terikat dalam partikel tanah dari masing – masing sampel tanah.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Tabel 1. Daya Retensi Air dari Partikel Tanah
No
|
Gambar
|
Sampel Tanah
|
Kecepatan Air
melewati Tanah
|
Volume Air yang Terikat Pada Partikel Tanah
|
1.
|
Tanah Halaman
|
9 menit 15 detik
|
35 ml dari 100 ml
| |
2.
|
Tanah Sawah
|
7 menit 10 detik
|
32 ml dari 100 ml
| |
3.
|
Tanah Kebun
|
6 menit 20 detik
|
29 ml dari 100 ml
|
5.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa adanya perbedaan daya serap air serta kecepatan air melewati sampel tanah yang berbeda-beda. Perbedaan daya serap air ini disebabkan oleh keadaan atau tekstur tanah yang berbeda-beda. Adanya perbedaan tekstur tanah ini disebabkan oleh perbandingan besar partikel tanah. Perbandingan ukuran partikel tanah ini dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu: tanah pasir, debu dan liat. Ketiga jenis tanah ini memiliki daya isap air yang berbeda-beda. Tanah pasir menyerap air paling lemah sehingga pasir tidak bisa menahan air dan pasir akan meneruskan air tersebut, kemudian debu memiliki partikel yang lebih kecil sehingga mampu untuk mengikat air lebih kuat dari pasir. Untuk tanah liat memiliki ukuran partikel tanah yang paling kecil sehingga mampu untuk mengikat air yang paling kuat akibatnya air akan sulit untuk melewati tanah liat dan tertahan oleh tanah tersebut.
Seperti yang dapat kita lihat pada tabel diatas, jenis tanah yang memiliki daya retensi air paling tinggi yaitu tanah halaman. Hal itu ditunjukkan oleh volume air yang diikat lebih banyak dibandingkan dengan jenis tanah lainnya selain itu waktu yang diperlukan untuk melewati jenis tanah tersebut juga relatif lebih lama dibandingkan dengan yang lainnya. Jenis tanah ini dapat dikelompokkan ke dalam tanah liat karena mampu mengikat air paling kuat. Pada sampel tanah sawah memiliki daya retensi air yang sedang yakni mampu mengikat air pada partikel tanah sebanyak 32ml dari ketiga sampel. Hal ini dikarenakan tanah sawah merupakan golongan tanah liat sehingga mampu menyimpan air dengan baik saat musim hujan dengan tekstur yang padat. Akibatnya jika diberikan air lagi maka tanah sawah akan jenuh dan sedikit menyimpan air. Sedangkan terakhir yakni jenis tanah kebun yang memiliki daya retensi air paling rendah. Hal itu ditunjukkan oleh volume air yang diikat paling sedikit serta memerlukan waktu yang sangat singkat untuk air melewati tanah. Jenis tanah ini dapat dikelompokkan ke dalam tanah pasir karena tidak dapat menahan air sehingga daya retensinya paling kecil. Hasil ini berbeda dengan literatur yang menyebutkan bahwa tanah sawah dan tanah kebun merupakan jenis tanah yang baik untuk menyimpan air karena mengandung banyak bahan organik. Sehingga diindikasikan sebagai tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Perbedaan hasil dengan teori ini dikarenakan saat praktikum untuk sampel tanah sawah dan tanah kebun masih dalam keadaan lembab setelah hujan. Akibatnya saat diberikan air 100ml kedua jenis tanah ini tidak mampu menyimpan air dengan banyak karena dalam keadaan lembab tanah sudah dalam keadaaan jenuh sehingga jika diberi air lagi aan sedikit disimpan.
VI. SIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan tekstur tanah ini disebabkan oleh perbandingan besar partikel tanah. Perbandingan ukuran partikel tanah ini dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu: tanah pasir, debu dan liat. Dari praktikum kami jenis tanah yang memiliki daya retensi air paling tinggi yaitu tanah halaman. Sedangkan jenis tanah yang memiliki daya retensi air paling rendah adalah tanah kebun. Dengan demikan, dapat diindikasikan bahwa tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman adalah tanah haaman karena mengandung banyak bahan organik. Dengan begitu tanah tersebut dapat dikatakan subur. Sedangkan, tanah tidak cocok untuk pertanian kebun karena mengandung bahan organik yang sedikit. Namun indikasi ini tidaklah sesuai dengan hasil praktikum yang dikerjakan karena sampel tanah yang lembab.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2003. BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II. Erlangga: Jakarta.
Salisbury and Ross.1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB : Bandung
Sumardika, I Nengah dkk. 2009. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Singaraja : Undiksha
Suyitno. 2003. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan Dasar. Yogyakarta : Jurdik Biologi Universitas Negeri Yogyakarta.
Mahmudah, Reni. 2012. Praktikum Fisiologi Tumbuhan II. Diakses dari : http://renimahmudah-fst10.web.unair.ac.id
Anonim 1. 2012. Potensial Osmotik Fisiologi Tumbuhan. Diakses dari: http://ofalnaufal.wordpress.com
Anonim2. 2009. Potensial Osmosis . Diakses dari : http://iqbalali.com/2009/03/28/potensial-osmotik-tumbuhan/
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar